Assalamu’alaikum
warahmatullah wabarakatuh. Bismillahirrahmanirrahim.
Istilah titip
absen seringkali di dengar pada kegiatan perkuliahan. Titip absen dapat
diartikan sebagai pengisian daftar hadir mahasiswa yang tidak mengikuti
perkuliahan oleh orang lain. Biasanya titip absen dilakukan atas dasar
pertemanan. Kegiatan ini dinilai buruk karena menyembunyikan kebenaran yang
ada. Berbagai hal sepele bisa dijadikan sebagai alasan dilakukannya tindakan
ini seperti malas kuliah, ada acara lain atau terpengaruh oleh ajakan teman.
Jika tindakan ini sering dilakukan maka tentu akan menjadi kebiasaan atau
bahkan perilaku.
Ada beberapa hal
yang bisa kita renungkan sebagai mahasiswa muslim berkaitan dengan perilaku
titip absen.
1.
Menipu
Titip absen sama dengan menipu, mengapa ? Karena
titip absen merupakan tindakan memanipulasi tanda tangan untuk mengingkari
kebenaran yang ada yaitu ketidakhadiran mahasiswa.
Dalam suatu riwayat dikatakan, suatu ketika
Rasulullah saw lewat pada setumpukan makanan, lalu beliau memasukkan tangan
beliau ke dalam makanan itu. Tangan beliau menemukkan kelembaban (kebasahan),
beliau bertanya: “Apa ini hai pemilik makanan?” Pemilik makanan
menjawab:”Terkena hujan wahai Rasulullah.” Rasulullah saw bersabda: “Mengapa
tidak kamu letakkan di atas makanan, sehingga orang-orang mengetahuinya. Barang
siapa berbuat curang kepada kami, maka bukanlah termasuk golongan kami”
2.
Menjerumuskan
orang lain
“Hai kaumku, bagaimanakah kamu, aku menyeru kamu
kepada keselamatan, tetapi kamu menyeru aku ke neraka?” (Qs. Al-Mumin: 41)
Kegiatan titip absen pasti membutuhkan perantara
untuk mengisi presentasi. mahasiswa yang berkeinginan bolos kuliah biasanya
menghubungi teman yang mengikuti kuliah. Lalu ia akan meminta kepada temannya
itu agar kehadirannya diisi dengan tanda tangan palsu dengan mengatasnamakan
persahabatan sebagai bujukan. Bujukan ini sebenarnya adalah penjerumusan orang
lain untuk melakukan tindakan yang dibenci Allah swt. Artinya mahasiswa itu
mengajak temannya untuk bersama-sama menipu. Astagfirullah.
3.
Mengingkari
nikmat
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami
akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-KU), sungguh
adzab-Ku sangat pedih,” (QS. Ibrahim: 7). [rki]
Apakah mahasiswa yang melakukan titip absen dapat
dikatakan bersyukur ? Jawabannya tentu tidak. Ada nikmat yang diingkari
olehnya, yaitu kenikmatan menuntut ilmu sampai jenjang perguruan tinggi yang
tidak bisa dirasakan oleh semua orang. Mungkin memang dampaknya tidak akan
langsung dirasakan, tapi Allah Swt telah menggambarkan konsekuensinya jika
mereka (atau mungkin kita) mengingkari nikmatNya.
Dari pemahaman
diatas, kita telah mengetahui keburukan apa saja yang ada ketika seorang
mahasiswa melakukan titip absen. Menipu, menjerumuskan orang lain kepada
keburukan dan meningkari nikmat-Nya adalah hal-hal yang sangat dibenci Allah
SWT.
Sumberkmmp.faperta.ugm.ac.id/2015/03/masihkah-titip-absen/
Tidak ada komentar