Hi bro dan sist, kami dari Departemen Syiar Al Madinah.
Untuk pertama kalinya memposting sebuah tulisan untuk sebuah blog sebagai
sarana dakwah Al Madinah. Untuk postingan kami yang pertama ini kami akan
menceritakan sebuah cerita sebuah binatang atau hewan yang tertulis sebagai
salah satu nama surat di kitab suci kita, Al Qur’an.
Sebelumnya, kami tanyakan dulu kepada kalian tentang Al
Qur’an nih. Jawab yang jujur yah dan kemudian kita renungkan benar enggak
jawaban kita.
Tahu nggak jumlah
surat yang ada di Al Qur’an?
Sebutin nama surat di Al Qur’an yang artinya nama sebuah
binatang!
...................
Sudah dijawab? Kira –kira kalian yakin enggak dengan
jawaban yang kalian jawab. Surat yang ada di Al-Qur’an itu jumlahnya 114,
diawali Q.S Al Fatihah dan diakhiri
dengan Q.S An Nas. Q.S Al Baqarah yang artinya Sapi Betina, Q.S An Nahl yang
artinya Lebah, Q.S An Naml yang artinya Semut, Q.S Al Ankabut yang artinya
Laba-Laba, Q.S Al Adiyat yang artinya Kuda Perang yang Berlari Kencang, dan Q.S
Al Fil yang berarti Gajah.
Gimana jawaban kalian? Benar atau salah? Semoga setelah
mengetahuinya kalian dapat ingat dan memahaminya yaa bukan cuma hafal nama arti
suratnya tapi akan lebih baik kalian hafal isi Al Qur’annya juga. Katakan “aamiin” J
Kali ini, kami akan menshare satu binatang yang
MasyaAllah keren banget. Ia adalah perencana yang hebat. Walaupun tubuhnya
kecil, ia adalah salah satu binatang yang diciptakan oleh Allah dengan
manfaatnya yang luar biasa. Kami kasih clue lagi yaa. Ia adalah binatang
bersayap. Nah lo, kalian sudah tahu kan binatang apa itu? Yap, binatang yang
MasyaAllah ini adalah lebah.
Apa sih yang kalian pikirkan tentang lebah? Kalian tahu,
bahwa seekor lebah jika kita amati, kita akan dapat melihat sesuatu yang besar
maknanya. Lebah adalah makhluk penghasil madu dan madu adalah sebuah cairan
manis pembawa berkah. Kenapa? Karena madu dapat membuat kita sehat, InshaAllah,
aamiin. Coba lihat Q.S An Nahl 68-69 yang artinya:
“ Dan Tuhanmu mengilhamkan kepada lebah, “Buatlag sarang
di gunung-gunung, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin
manusia. Kemudian makanlah dari segala (macam) buah-buahan lalu tempuhlah jalan
Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).” Dari perut lebah itu keluar minuman (madu)
yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi
manusia. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran
Allah) bagi orang yang berpikir.”
Sudah dibaca? Sudah dipahami? MasyaAllah banget ya.
Nih beberapa hal yang patut kita teladani.
1. Hidup di tempat yang bersih
Lebah hidup di tempat yang bersih. Apakah ada yang akan
menyanggah? Tidak ada kan? Memang suatu kebenaran bahwa lebah hidup di tempat
yang bersih. Maka dari itu, kita juga perlu hidup di tempat yang bersih dalam
artian kita bisa menjaga diri kita dari kekotoran atau dosa. Hiduplah dengan
prinsip yang kuat menuju jalan Allah, menuju surga Allah yang kekal, menuju
kehidupan yang sesungguhnya. Contohnya saja, jika kita sudah dapat memegang
prinsip ketika kita diajak teman untuk ke club kita akan menolak karena tempat
itu bukan untuk kita.
2. Dia hinggap tak mematahkan
Lebah memang tak mematahkan. Atau jika kalian masih
bingung dengan makna itu maka secara sederhana lebah tidak merusak apa yang ia
hinggapi. Ia tidak merusak bunga yang ia hinggapi. Bunga yang ia hinggapi tetap
indah walaupun telah dihinggapi oleh lebah. Maka dari itu, kita dapat
mempelajari sikap lebah yang satu ini. Dalam hidup di dunia ini kita harus
berusaha untuk tidak menyakiti apapun. Kita harus berusaha untuk menyebarkan
kebahagian kepada alam semesta. Sederhananya adalah tersenyum. Tersenyumlah
kepada semua orang yang kalian jumpai karena senyum itu membawa kebahagiaan.
Ada pepatah bilang “ Bukan tersenyum karena bahagia namun bahagia karena
tersenyum”. Tersenyumlah, itu juga termasuk sebuah kegiatan sederhana yang
berpahala karena tersenyum itu termasuk sedekah.
3. Dia mengeluarkan yang bersih
Lebah mengeluarkan yang bersih berupa madu. Yap, dan madu
adalah minuman yang bermanfaat. Madu bersih kan? Yes, of course. Hal yang dapat
kita pelajari adalah bagaimana kita bersikap kepada alam semesta. Janganlah
berbuat hal yang membuat aura hitam menyebar namun berbuatlah hal yang akan
membuat sebuah cahaya menerangi jalan menuju surgaNya. Maksudnya? Apa yang kita
keluarkan dari diri kita sendiri itu bermanfaat atau dapat menjadi berkah bagi
orang lain dan alam semesta. Contohnya: ketika kalian mau Sholat Dhuha, maka
ajaklah temanmu untuk Sholat Dhuha juga. Ajaklah dengan sopatn dan lembut dan
jangan dipaksa.
“Berikan efek positif bagi alam semesta walaupun
terkadang apa yang kamu dapat tidak seperti yang kamu harapkan. Namun
percayalah bahwa Allah tahu apa yang terbaik untukmu.”
4. Dia pekerja keras yang bermanfaat
Lebah adalah pekerja keras. Ia membangun sarangnya
bersama-sama. Kalian tahu rumah lebah yang memiliki bentuk heksagonal atau
segienam? Bentuk itu adalah bentuk yang sempurna dan terkuat, MasyaAllah. Keren
abis enggak tuh Si Binatang kecil bersayap itu? Kerenlah. Kita dapat mempelajari
dari sikap lebah itu. Kita perlu berkerja keras untuk hidup di dunia dan
akhirat ini. Dan tentunya kita tahu bahwa kita tak bisa hidup sendiri.
“Semangat untuk fastabiqul khairat. Berlomba-lomba dalam
kebaikan bersama saudara-saudaramu yang seiman. Saling mengingatkan ketika
salah satu dari kalian terjatuh. Angkatlah temanmu yang terjatuh itu dan
berpegangan tangan bersama menuju jalan Allah. “
So that, jangan sampai kalah dengan lebah. Kita adalah
makhluk sempurna yang diciptakan Allah. Semangat. Hamasah.
Sumber: Kitab Suci Al Qur’an
Hasil dari kegiatan mentoring bersama Mba Nur, Plano 11
Hari Jumat, 13 Maret 2015
Ditulis oleh Novi Yanti Sekdep Departemen Syiar 2015 J
Tidak ada komentar