Assalamu'allaykum teman-teman. Kali ini admin mau mem-publish satu artikel kiriman dari e-mail studiokendal2015@gmail.com yang nama penulisnya tidak dicantumkan. Terima kasih untuk pengirim artikel ini. Allah akan membalas kebaikan ini dengan hadiah yang indah, aamiin. Yuk mari dibaca dengan senang hati :)
Suatu malam, Khalifah Umar bin Khattab ditemani pengawalnya
berkeliling negeri untuk melihat dari dekat kehidupan dan kesejahteraan
rakyatnya. Setelah beberapa saat berkeliling, sampailah khalifah di pinggiran
kota Mekah. Beliau tertarik melihat sebuah gubuk kecil dengan cahaya yang masih
tampak dari dalamnya yang menandakan bahwa penghuninya belum tidur. Khalifah
turun dari kudanya, lalu mendekati gubuk itu. Samar-samar telinganya Khalifah
umar mendengar percakapan seorang wanita dengan anaknya.
Keluh sang ibu kepada anaknya, “Anakku, malam ini kambing kita
hanya mengeluarkan susu sedikit sekali. Ini tidak cukup untuk memenuhi
permintaan pelanggan kita besok pagi.”.
Dengan tersenyum, anak gadisnya yang beranjak dewasa itu
menghibur, “Ibu, tidak usah disesali. Inilah rezeki yang diberikan Allah kepada
kita hari ini. Semoga besok kambing kita mengeluarkan susu yang lebih banyak
lagi.”
Ibunya menjawab, “tapi, Aku khawatir para pelanggan kita tidak mau
membeli susu kepada kita lagi. Bagaimana kalau susu itu kita campur air supaya
kelihatan banyak?”
“Jangan, Bu!” gadis itu melarang:“Bagaimanapun kita tidak boleh
berbuat curang. Lebih baik kita katakan dengan jujur pada pelanggan bahwa hasil
susu hari ini hanya sedikit. Mereka tentu akan memakluminya. Lagi pula kalau
ketahuan, kita akan dihukum oleh Khalifah Umar. Percayalah, ketidakjujuran itu
akan menyiksa hati.”
Dari luar gubuk itu, Khalifah Umar semakin penasaran ingin terus
mendengar kelanjutan percakapan antara janda dan anak gadisnya itu.
“Bagaimana mungkin khalifah Umar tahu!” kata janda itu kepada
anaknya. “Saat ini beliau sedang tertidur pulas di istananya yang megah tanpa
pernah mengalami kesulitan seperti kita ini?”
Melihat ibunya masih tetap bersikeras dengan alasannya, gadis
remaja itu tersenyum dengan lembut dan berkata, “Ibu, memang Khalifah tidak
melihat apa yang kita lakukan sekarang namun Allah Maha Melihat setiap
gerak-gerik makhluknya. Meskipun kita miskin, jangan sampai kita melakukan
sesuatu yang dimurkai Allah.”
Dari luar gubuk, khalifah tersenyum mendengar ucapan gadis itu.
Beliau benar-benar kagum dengan kejujurannya. Ternyata kemiskinan dan himpitan
keadaan tidak membuatnya terpengaruh untuk berbuat curang. Setelah itu khalifah
mengajak pengawalnya pulang.
Keesokan harinya, Umar memerintahkan beberapa orang untuk
menjemput wanita pemerah susu dan anak gadisnya untuk menghadap kepadanya.
Beliau ternyata bermaksud menikahkan putranya dengan gadis pemeras susu yang
jujur itu.
Kata Umar, “semoga lahir dari keturunan gadis ini bakal pemimpin
Islam yang hebat kelak yang akan memimpin orang-orang Arab dan Ajam”.
Sungguh sebuah teladan bagi kita semua, bahwa kejujuran karena
takut kepada Allah adalah suatu harta yang tak ternilai harganya. Mungkin ini
yang sulit kita dapatkan sekarang.
Nah gimana artikelnya? Bagus dan bermanfaatkan? Artikel ini mengajak kita untuk hidup dalam kejujuran. Percayalah lebih baik berperilaku jujur di dunia ini walaupun terkadang sulit daripada sulit di akhirat nanti karena tidak berperilaku jujur. Contohnya nih, jujur saat ujian. Lebih mempunyai kepuasan tersendiri ketika melihat nilai ujian dari hasil kerja keras dan kejujuran kita kan? Semangat guys.
Pengirim Artikel : Studio Rancang <studiokendal2015@gmail.com>
Editor : Novi Yanti

Tidak ada komentar